8/20/2012

Perkembangan ICT di Malaysia


Perkembangan ICT di Malaysia cukup pesat. Di Asia Tenggara, Malaysia menempati urutan ke 2 setelah Singapura. ICT di Malaysia berkembang ketika mereka memiliki satelit sendiri setelah bertahun-tahun menyewa satelit Palapa milik Indonesia. Mereka mempunyai satelit pada tahun 90an di era Mahathir Mohammad. Beliau sangat perhatian pada perkembangan ICT dan segala sesuatu yang berhubungan dengan ruang angkasa. 
 
Ini terbukti dengan peluncuran 2 satelitnya, Maesat 1 dan 2 juga saat berhasil mengirimkan astronotnya ke ruang angkasa. 

Tahun 1997, pemerintah Malaysia telah membangun infrastruktur ICT dengan investasi
sebesar RM556,22 juta atau US$150,33 juta. Pengembangan ICT meliputi pemanfaatan
web, e-mail, jaringan Local Area Network (LAN), Wide Area Network (WAN), dan sistem manajemen dokumen pemerintahan.

Pemerintah Malaysia menginvestasikan US$154,3 juta untuk mengembangkan konfigurasi
sistem ICT yang ada dengan mengoptimalkan akses Internet dan US$174,32 juta untuk
membuat instalasi jaringan yang mengintegrasikan seluruh sistem dan aplikasi pemerintahan.

Berbagai konsep pembangunan telematika seperti e-governmente-procurement,
e-learning, dan e-commerce diharapkan bisa segera direalisasikan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. 

Harus diakui, pengguna Internet sudah mencapai
8,7 juta orang atau 34% dari total
penduduk Malaysia yang berjumlah 25,6 juta orang. Bandingkan dengan Indonesia yang
kurang dari 4% pengguna. Kondisi itu sebenarnya cukup membuat prihatin.

Dalam penggunaan telepon seluler juga menang dibandingkan Indonesia, karena sudah mencapai 20 juta sambungan.

Secara garis besar terdapat 7 proyek yang mendasari pembangunan ICT di Malaysia. Government Office Environment (GOE), Human Resources Management Information 
System (HRMIS), e-services, e-government, dan Public Management Security (PMS). Keseluruhan infrastruktur ICT di Malaysia berbasis open source dengan total investasi mencapai US$31.199.023,784.

Adzman Musa, Direktur ICT, mengatakan pembangunan ICT di Malaysia difokuskan pada
25 kementerian federal, 180 departemen federal, 347 departemen negara bagian, dan 148 pemerintah daerah.

Muhammad Fauzi Ismail, Business Development Director Scan Associates mengatakan
belanja TI pemerintah Malaysia mencapai US$540,5 juta per tahun. Menurut dia, Indonesia
memiliki modal yang cukup untuk dapat mengembangkan ICT menjadi suatu kebutuhan yang
wajib dimiliki sektor pemerintah dan swasta.

Pembangunan ICT di Malaysia juga membutuhkan keamanan. Maka, pemerintah membentuk Pusat Operasi Keamanan Jaringan (SOC) TIK dengan investasi US$13,6 juta.
Menurut Adzman, SOC dapat melindungi aplikasi e-government pada lembaga pemerintah
yang dianggap kritis terhadap serangan kejahatan dunia maya.

Sebenarnya, Indonesia telah menyusun Cyber Task Force. Namun kinerja dan manfaatnya
belum terlihat dan dirasakan masyarakat.